Riverboarding, Sebuah Tantangan Pada Arus Liar

Riverboarding adalah sebuah olahraga air yang bisa dibilang salah satu olah raga ekstrem dan masih baru di Indonesia. Riverboarding sering disebut juga hydrospeed. Emang seperti apa sih olahraganya? Pasti pada penasaran kan?
riverboarding jogja
Belajar riverboarding ini ibarat  kita belajar naik sepeda, belajar bagaimana mengatur keseimbangan, membelok, mengerem dan sebagainya. Yang pasti harus tetap bisa berada diatas board/papan tanpa terjatuh mengikuti derasnya aliran sugai. Emang lebih mudahnya langsung dicoba daripada diuraikan teorinya.
Pengen cerita dikit nih tentang apa sih sebenarnya riverboarding itu? Ada teman yang menggambarkannya sebagai bersepeda downhill tanpa rem. Well, tidak sepenuhnya begitu. Berselancar di atas derasnya arus sungai dengan sebilah papan ada seninya, makin dikuasai makin dapat kita kendalikan, mau kita lambatkan atau percepat, meliuk seperti pemain skateboard pun bisa juga.
Sejarah
Riverboarding lahir pada tahun 1970an. Awalnya muncul dari kebosanan sekelompok pemandu rafting di Perancis. Mereka menginginkan “berenang di sungai” dengan cara yang lebih menarik, lebih menantang. Maka orang-orang yang sudah sangat akrab dengan karakter sungai itu mengikat beberapa jaket pelampung menjadi satu, lalu terjun. Ya, sesederhana itulah cikal bakal lahirnya riverboard. Harus diakui, orang Perancis memang paling kreatif menciptakan tantangan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Salah satu faktor tantangan dalam kegiatan yang juga dikenal dengan sebutan hydrospeed ini adalah kecepatan. Pada bagian arus yang sangat deras, kecepatan peselancar bisa melebihi 30 km per jam. Sama sekali tidak cepat jika dibandingkan kebut-kebutan dengan sepeda motor. Namun, tantangan lainnya adalah hubungan langsung antara pelaku dengan sungai. “It’s just between you and the river”, begitu semboyan para pecintanya. Papan selancar “modern” yang umumnya terbuat dari karet busa itu berketebalan 8-12 cm. Di air sungai yang bergolak, terkadang papan setebal itu tidak berarti apa-apa. Dengan perahu karet atau kayak, kita seringkali ditelan jeram. Dengan riverboard, hampir sepanjang waktu kita berada sejajar dengan permukaan air. Sisanya, sebentar terbenam sebentar terlempar ke udara. Itu sebabnya ada situs internet tentang selancar sungai memasang judul Face Level (www.facelevel.com)
Tak lama berselang, orang-orang Perancis pencetus riverboarding ini mengganti pelampung yang awalnya sekadar diikat dengan karet busa. Bentuknya pun terus dikembangkan, hingga mencapai bentuk dasar papan selancar sungai yang dikenal sekarang.
Kini, riverboarding sudah menyebar luas di Eropa, Amerika dan Australia serta Selandia Baru. Namun kata Robert Carlson, salah satu tokoh riverboarding modern, sebenarnya kegiatan hydrospeed sudah ada sejak zaman prasejarah! Bagaimana bisa? Menurut Carlson, siapa pun yang melompat masuk ke sungai dengan alat pengapung apa pun, lalu “berselancar” mengikuti arus, dapat dikategorikan sebagai peselancar sungai. Misalnya, ada kelompok-kelompok manusia purba yang memanfaatkan pohon tumbang atau balok kayu sebagai alat transportasi
Di Indonesia sendiri kegiatan ini belum begitu populer dan belum banyak diminati. Namun Rocky Mountain (AS), Colorado (AS), Alpen di Perancis, New Zealand dan Australia, olahraga sejenis telah lebih dulu dikenal dan diminati oleh banyak orang.
Alat yang digunakan
Papan (Board)
Yups! …tentu yang utama adalah papan atau board. Pada dasarnya papan yang digunakan tidak memiliki suatu ketentuan atau prototipe tertentu yang bersifat baku dan terstandarisasi. Selain satu hal yang dijadikan prinsip adalah bagaimana alat itu sedemikian rupa agar dapat dipergunakan untuk mengakomodasi berat badan secara perorangan sehingga mengapung diatas air dan mudah untuk dikendalikan, sisanya disesuaikan dengan citra, selera dan kenyamanan
Pelampung Badan (Life Jacket)
Pelampung yang digunakan standar, selain dapat menahan bobot badan di air sehingga badan bisa terapung, hal ini berfungsi untuk mengantisipasi apabila terjadi situasi krisis, misalnya yang tidak begitu pandai berenang pada saat pengarungan terlepas dengan bodyboarnya, terjadi kram, atau pingsan sekalipun tetap merasa “terjamin” dan mudah untuk diberikan pertolongan.
Helm
Berfungsi sebagaimana pelampung, helm adalah alat antisipasi untuk melindungi kepala dari benturan benda keras, terutama batuan pada saat memasuki jeram. Prinsip helm yang dapat digunakan ia bersifat handal, nyaman, aman, ringan dan terapung.
Pengaman sikut/lutut (decker)
Pengaman sikut dan dengkul (decker) sangat direkomendasikan untuk dikenakan, mengingat bagian ini rawan terkena kontak atau benturan baik dengan batu atau objek lain pada saat pengarungan. Terutama decker untuk dengkul atau lutut adalah merupakan bagian badan yang tidak terlindungi oleh bodyboard. Sedangkan sikut mengingat pada saat pengarungan tangan seringkali digunakan untuk membantu mengendalikan board dengan cara mengayuh (paddling), dengan sendirinya ia rawan terjadi kontak dengan bebatuan disepanjang track.
Sepatu Katak (fin)
Sepatu katak (fin) digunakan secara tentatif. Artinya bagi yang merasa perlu dipersilahkan menggunakannya, dan bagi mereka yang tidak menganggapnya perlu juga tidak dipersalahkan. Pada prinsipnya sepatu katak (fin) digunakan untuk membantu akselerasi dan manuver pada saat kita harus mengejar track yang diinginkan.
Pakaian
Direkomendasikan menggunakan pakaian selam (wet short) atau jenis pakaian lain yang tidak menghambat pergerakana badan, ataupun terlalu banyak tali sehingga memungkinkan terbelit atau tersangkut bebatuan atau obyek lain. Tapi tidak ada peraturan jenis pakaian seperti apa yang “harus” digunakan, yang penting nyaman dan tidak mengganggu pergerakan aktivitas saat mengarungi jeram.
 

Berwisata Alam di Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun lalu yang terletak di Baturagung, tepatnya di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Lokasi 25 KM dari Kota Yogyakarta dan hanya memakan jarak tempuh 40 – 50 menit saja. Berada pada ketinggian antara 200 -700 mdpl. Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki karakteristik unik yang memanjakan para wisatawan, khususnya wisatawan penggiat alam bebas yang menyajikan jalur untuk panjat tebing, jelajah wisata dan berkemah. Jalur pendakiannya tergolong ringan, cocok untuk wisata hiking dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 1,5 jam untuk mencapai puncaknya. Tempat wisata ini walaupun lebih cocok untuk para penggiat alam bebas, namun banyak para wisatawan yang membawa seluruh keluarganya, bahkan anak-anak mereka yang masih balita diajak untuk mendaki gunung ini untuk mengenalkan alam sedari dini. 

gunung api purba nglanggeranGunung Api Purba Nglangeran merupakan peninggalan dari gunung purba, sebagai buktinya dapat kita lihat dari susunan batuannya yang merupakan material vulkanik tua. Jangan kaget ketika anda berencana mendaki Gunung Nglanggeran disaat libur, karena akan mendapati banyak tenda-tenda yang didirikan oleh wisatawan. Gunung Nglanggeran paling banyak dikunjungi waktu libur hari-hari besar seperti tahun baru. Dari puncaknya kita akan menemukan banyak objek yang menarik untuk diabadikan dalam foto, baik siang ataupun dimalam hari. Semenjak ditetapkan sebagai kawasan geopark, jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara semakin meningkat, apalagi setelah musim ujian nasional selesai. Yang paling diminati adalah kegiatan trekking, outbound, camping, dan juga melihat matahari terbenam atau sunset serta matahari terbit atau sunrise.
Gunung Nglanggeran terdiri dari deretan gunung batu raksasa serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya. Gunung Nglanggeran terdiri dari banyak macam gunung didalamnya, diantaranya adalah:

  1. Gunung Kelir, dipercaya ditempat tersebut merupakan tempat tinggal dari Ongko Wijoyo dan Punakawan.  
  2. Sumber Air Comberan, sebuah mata air yang tidak pernah mengalami kekeringan di Puncak Gunung Nglanggeran.  
  3. Gunung Gedhe adalah gunung terbesar diantara gunung-gunung lain, yang merupakan puncak tertinggi dari Gunung Nglanggeran.  
  4. Gunung Bongos  
  5. Gunung Blencong  
  6. Gunung Buchu, bentuknya yang tinggi dan runcing cocok digunakan untuk panjat tebing, hingga sampai saat ini baru 3 tim pemanjat yang sukses menancapkan bendera di puncak Gunung Buchu.  
  7. Tlogo Wungu, telaga yang tak kasat mata ini diyakini terletak disebelah ujung timur Gunung Nglanggeran.  
  8. Tlogo Mardhido  
  9. Talang Kencono  
  10. Pemean Gadhung, sumber http://gunungapipurba.com/

Keunikan lainnya yang ada di Gunung Nlanggeran adalah adanya sebuah Dusun yang hanya boleh dihuni oleh 7 Kepala Keluarga saja, yaitu Dusun Tlogo Mardhido. Keunikan tersebut berkaitan dengan sebuah kepercayaan bahwa jika di dusun tersebut dihuni oleh lebih dan tau kurang dari 7 Kepala Keluarga, maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Percaya atau tidak, itulah kepercayaan yang dianut masyarakat setempat. 
 

Gua Petruk di Kebumen


Gua Petruk merupakan salah Obyek wisata di Kabupaten Kebumen,Jawa Tengah. Pantai Logending, dimana lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.

Mendengar nama Petruk, orang tentu akan teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal.

Perlu diketahui, bahwa di dalam Goa yang mungkin terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu seperti di Goa Jatijajar, atau Goa lain yang ada di Indonesia.
pengunjung jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai.

Tiga Goa Goa Petruk ini sebetulnya terbagimenjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat kelelawar dengan bau kurang sedap dan beterbangan ke sana kemari. Sedang untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar.

Dalam Goa inilah kita akan disuguhi dengan pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan ada yang mengatakan, masuk Gua Petruk laksana melihat alam yang tiada taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalagmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.

Sedang gua yang terakhir, disebut Goa Petruk, karena dalam Goa tersebutlah sebetulnya terdapat batu yang mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi.

Tapi bukan itu sebetulnya yang ditawarkan oleh goa tersebut, di mana keindahan goa tersebut bukan dari hidung Petruk yang sangat mancung, tetapi panoramanya yang memang cukup indah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau wisatawan bahkan memerlukan waktu berjam-jam berada di Goa Petruk ini.

Begitu memasuki mulut goa, dan kita masuk di gua Semar yang dikenal banyak senyum ini, memang gua ini menjanjikan kita untuk kagum dan mengagumi gua tersebut. Tak salah, kalau Diparta Kebumen memberinya nama Gua Semar. Sebab, di gua tersebut orang akan tersenyum kagum melihat stalagtit dan stalagmit yang aneh-aneh.

Batuan yang paling ujung di sini adalah batu yang diberinya nama Batu Payudara, atau orang menyebutnya sebagai batu susu. Tentu nama ini bukan sekedar mencari popularitasnya saja, yakni mengambil nama sedikit porno. Kenyataannya batuan stalagtit ini memang berbentuk seperti putik-putik seorang ibu yang sedang menyusui.

Stalagtit ini bukan satu dua, tetapi jumlahnya puluhan, sehingga orang sampai di ujung Gas Semar (gua kedua) di Gua Petruk ini diingatkan pada masa kanak-kanak, di mana kita semua tentu pernah menyusu pada Ibu dan ASI inilah yang membuat kita tumbuh menjadi remaja dan seterusnya.

Semakin kita masuk ke dalam Goa Petruk ini, kita semakin penasaran dengan batuan yang begitu indah. Sebab, di sini terdapat pula batuan yang mirip tempat tidur, atau pelaminan seorang pengantin baru. Ada lagi batu yang menyerupai sebuah lumbung padi, sehingga batuan tersebut di beri nama batu lumbung.

Jangan takut, kalau dalam Gua Petruk ini kita melihat sebuah batu yang mirip sekali dengan sebuah Mayit yang tergeletak. Bukan hanya bentuknya, tetapi warna dari batu tersebut memang tampak putih, bak sebuah kain mori yang membungkus sebuah Mayit yang siap untuk dimakamkan. Tetapi begitu indah bebatuannya.

Bukan Gua Petruk, kalau tidak menyimpan sejumlah bebatuan yang beraneka ragam bentuk yang begitu menawan, indah dan membuat orang yang melihatnya berdecak-decak kekaguman. Bahkan, membuat orang enggan keluar dari gua tersebut. Bukan tanpa alasan, kaerna dalam gua ini juga dapat terlihat adanya sejumlah sendang dan air terjun yang bahkan airnya mirip busa sabun.

Sambil menikmati bebatuan yang banyak aneka ragam dan bentuknya, telinga kita akan mendengarkan bunyi tik …tik. .. tiiiikkkk, dari air yang jatuh dari langit gua, atau dari bebatuan yang indah, sehingga menambah kenyamanan kita untuk menyaksikan keajaiban Tuhan Pencipta Alam Semesta.

Untuk mengunjungi gua Petruk ini, sebaiknya kita telah mempersiapkan peralatan berupa sepatu dari plastik atau kare, sehingga tidak bisa tembus air. Tetapi, jangan gunakan sepatu yang berhak tinggi yang nantinya bahkan cukup merepotkan.

Peralatan lain yang perlu dipersiapkan adalah senter yang cukup terang dan topi untuk menghindari benturan. Bila perlu, kita bawa Kamera dengan lampu blitz yang baik. Dengan demikian kita bisa menyaksikan keindahan Stalagmit dan Stalaktit Gua Petruk sekaligus diabadikan

 
 Sumber :

Gua Siluman atau Buni Ayu di Sukabumi



Gua Buniayu di Sukabumi dapat menjadi destinasi Anda selanjutnya, bagi para penantang adrenalin. Menjelajahi Gua Buniayu, Anda akan melihat stalaktit dan stalagmit, bebatuan, hingga tantangan kegelapan abadi. Berani?

Kawaan Gua buniayu terletak di Desa Kerta Angsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi. Gua Buniayu adalah gua alam yang terbentuk akibat pelarutan dan pengikisan air hujan terhadap lapisan batu kapur/karts di kawasan perbukitan, yang memakan waktu ribuan tahun.

Bagi para traveler yang gemar menantang adrenalin, gua ini akan memberikan tantangan dan sensasi tiada dua. Di sana juga terdapat ‘Buniayu Adventura & Training’, yang akan memandu Anda dan memberikan paket-paket wisata penelusuran gua yang menarik.

Di Gua Buniayu, terdapat dua jenis perjalanan, yaitu penelusuran gua minat umum dan penelusuran gua minat khusus. Dalam penelusuran gua minat umum, Anda akan menelusuri gua horizontal yang memiliki panjang sekitar 1.500 meter.

Sepanjang perjalanan, ornamen-ornamen gua yang indah berupa stalaktit yang berbentuk tombak, stalakmit yang terletak di bawah stalaktit, flow stone yang seperti air terjun beku, column berbentuk seperti pilar yang awalnya adalah stalaktit dan stalakmit yang sudah menyatu, drapery berbentuk seperti ikan hiu, gourdam berbentuk kubah dengan permukaan menyerupai petakan sawah, dan canopy yang berbentuk seperti payung. Biota-biota di dalam gua juga akan Anda jumpai, seperti kelelawar, ular, laba-laba, jangkrik, udang, dan masih banyak lagi.

Satu hal yang menarik saat menjelajahi gua horizontal adalah sensasi kegelapan abadi. Di sini, Anda akan diminta untuk mematikan seluruh alat pencahayaan. Seketika, gelap gulita akan menyelimuti Anda. Hal ini pun sering dijadikan momen bagi para traveler, untuk merenung dan berintospeksi diri.

Puas menelusuri gua horizontal, siapkan nyali Anda untuk menelusuri gua vertikalnya. Sebelumnya, Anda akan diberi arahan tentang tali-menali dan panduan saat menjelajah gua vertikal. Anda akan menuruni gua sedalam 32 meter dengan menggunakan tali!

Penelusuran gua vertikal memakan waktu hingga 4-5 jam. Sensasinya juga tidak kalah seru, Anda akan melihat sungai bawah tanah, danau, air terjun di dalam gua, hingga melihat proses air membentuk gua dengan lorong-lorong fosil dan jutaan ornamen.

Gua Buniayu memberikan tantangan dan keindahan yang tiada dua. Sensasi, tantangan, dan keindahan ornamennya, akan menjadi cerita seru dan pengalaman yang tidak terlupakan.

 
Sumber :

Susur Gua dan Panjat Tebing di Gua Seropan

 





Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi alam yang melimpah, salah satunya adalah wisata karst yang berupa lembah dan gua karst. Salah satu gua yang cukup terkenal dan sering dijelajahi adalah Gua Seropan yang terletak di Desa Semuluh, Semanu, Gunung Kidul. Gua Seropan merupakan salah satu gua yang cukup besar dengan panjang sekitar 888 meter dan memiliki kedalaman sekitar 60 meter. Kondisi itulah yang menyebabkan Gua Seropan menjadi salah satu tujuan favorit para pecinta alam untuk melakukan petualangan di perut bumi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan ini, ditemukan fakta bahwa Gua Seropan pernah dihuni oleh manusia purba. Hal ini diketahui dari penemuan sejumlah fosil manusia purba di dalam gua. Penemuan ini semakin menguatkan bahwa pada zaman purba, Gunungkidul merupakan daerah yang kaya akan air dengan Sungai Bengawan Solo purba mengalir diatasnya. Namun, karena proses alam selama ribuan tahun, kondisi Gunungkidul mengalami perubahan besar hingga menjadi seperti sekarang.

Gua Seropan terletak di sebuah lembah dengan pintu masuknya terletak pada titik terendah dari lembah tersebut. Lorong masuk gua beratap rendah, namun kemudian ada satu ruangan yang lebih besar. Lorong selanjutnya memiliki panjang sekitar 211 meter dan bagian bawarnya berair serta berlumpur setinggi lutut. Pada percabangan lorong di dalam gua terdapat sungai bawah tanah dengan debit air sangat besar, yakni mencapai 750 liter/detik di musim kemarau.

Para petualang dan pecinta alam kerap menjadikan kawasan Seropan sebagai lokasi susur gua (caving) maupun panjat tebing (rock climbing). Susur Gua bisa dilakukan dengan masuk ke dalam perut bumi serta menyusuri lekak-lekuk Gua Seropan. Sementara itu, untuk panjat tebing dapat dilakukan di sekitar pintu masuk gua. Formasi struktur tebing kapur yang ada di luar gua sangat baik untuk aktivitas panjat tebing.

Tebing-tebing di sekitar Gua Seropan menyajikan 13 alternatif pilihan jalur pemanjatan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Sebagian besar jalur tersebut dibuat bersama-sama oleh pemanjat lokal dan pemanjat manca negara. Hampir semua permukaan tebing berbentuk slab dengan kemiringan 70–80 derajat. Tebing yang berbentuk vertikal dan overhang (kemiringan lebih dari 90 derajat) hanya ada di beberapa titik.

Bagi Anda yang ingin menghabiskan liburan dengan suasana yang tenang dan nyaman, aktivitas di kawasan Seropan bukanlah pilihan yang tepat. Namun, bagi Anda pecinta kegiatan alam bebas dan menginginkan sesuatu yang menantang serta menaikkan adrenalin, Seropan merupakan tempat yang tepat untuk melakukan semuanya itu. Menyusuri lorong-lorong gua dan menaklukkan tebing-tebing karst akan menjadi petualangan yang tak terlupakan.

Petualangan Anda di kawasan Seropan dapat dimulai dengan menaklukkan tebing-tebing kapur yang ada di luar gua. Ada 13 jalur pemanjatan yang dapat Anda coba. Masing-masing jalur mempunyai tingkat kesulitan bervariasi dengan grade (sistem penilaian tingkat kesulitan) rata-rata di atas 5,10. Jalur pemanjatan sport yang paling sulit ditaklukkan tercatat memiliki grade 5,13. Oleh karena itu, sebetulnya tebing di Seropan lebih sesuai untuk pemanjat tingkat lanjut dan bukan pemanjat pemula. Namun, bagi Anda pemanjat pemula yang tertarik untuk melakukan aktivitas panjat tebing di kawasan ini tak ada salahnya untuk mencoba.

Setelah menjajal tebing-tebing tersebut, Anda dapat melanjutkan petualangan dengan menyusuri lorong-lorong gua. Gua Seropan menyajikan pesona keindahan yang terlahir dari perpaduan ornamen stalaktit dan stalagmit yang eksotis serta aliran sungai di bawah tanah, membuat siapa saja yang melihatnya akan terperangah. Untuk menyusuri tiap lekuk Gua Seropan yang berada di dalam perut bumi, Anda disarankan mengenakan pakaian standar caving. Hal ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain memiliki aliran sungai bawah tanah, salah satu pesona lain yang ada di dalam Gua Seropan adalah keberadaan air terjun setinggi 7 meter. Jika Anda pernah menyaksikan air terjun biasa yang dipenuhi dengan pepohonan hijau di kanan-kirinya maka bayangan tersebut sama sekali tidak akan ditemukan di dalam gua. Yang ada hanyalah air yang berbuih-buih putih meluncur turun dari sela-sela bebatuan di tengah kegelapan. Mendengar gemuruh suara air terjun di dalam gua dan menyaksikan ornamen gua yang telah terbentuk sejak ribuan tahun yang lalu akan menjadi satu pengalaman yang tak terlupakan sepanjang hidup Anda.

Menyusuri tiap sudut gua, bercengkerama dengan dinginnya air sungai bawah tanah yang mengalir di sela jemari kaki, merasakan sensasi berada di kedalaman perut bumi, atau mendaki tebing-tebing yang menjulang, semua pilihan tersebut dapat Anda dapatkan di Gua Seropan. Bagi Anda yang tertarik untuk menyibak keindahan di balik kegersangan alamnya para pekerja keras ini, segeralah siapkan fisik serta perlengkapan. Gua Seropan dan sejuta pesonanya telah siap menyambut kedatangan Anda.

Gua Seropan terletak di Desa Semuluh, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akses menuju Goa Seropan terbilang tidak terlalu sulit. Anda cukup naik bus umum dari Yogyakarta menuju Wonosari. Setelah sampai di Wonosari silahkan Anda berganti kendaraan menuju arah Bedoyo. Gua Seropan terletak sekitar 200 meter dari Jalan Wonosari–Bedoyo. Bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi tentu saja akan lebih mudah. Untuk mencapai Gua Seropan, Anda dapat melewati jalur yang sama dengan jalur yang biasa dilalui angkutan umum.

Wisatawan yang ingin melakukan aktivitas susur gua dan panjat tebing tidak perlu membayar tiket masuk. Hanya saja di kawasan ini tidak tersedia fasilitas dan peralatan yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, Anda wajib membawa perlengkapan sendiri. Bagi Anda yang tertarik untuk menyusuri Gua Seropan namun tidak memiliki peralatan yang memadai serta skill yang cukup, Anda dapat menghubungi Acintyacunyata Speleological Club (ASC), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang speleologi (ilmu yang mempelajari tentang gua) dan beralamat di Jalan Kusumanegara no 278, Yogyakarta.

Wisawatan yang berminat untuk melakukan penjelajahan alam, baik susur gua maupun panjat tebing di Gua Seropan wajib membawa perlengkapan sendiri. Hal ini dikarenakan minimnya fasilitas di kawasan ini. Satu-satunya fasilitas yang ada adalah base camp yang biasa digunakan oleh para pemanjat maupun caver yang umumnya adalah para pecinta alam. Basecamp tersebut merupakan rumah milik juru kunci goa.

Sumber : 

Hamilton Pool, inikah yang dinamakan kolam surga?



Pepatah lama mengatakan bahwa apa yang dibuat Tuhan akan selalu terlihat indah. Keindahan Hamilton Pool menjadi bukti bahwa keindahan alami memang tidak ada bandingannya.

Hamilton Pool merupakan kolam renang alami yang tidak sengaja terbentuk ketika kubah sebuah sungai bawah tanah runtuh karena erosi besar-besaran ribuan tahun yang lalu.

Kolam renang ini dikelilingi oleh lempengan batu kapur dan stalaktit besar yang tumbuh di atas langit-langit sungai. Keindahan Hamilton Pool dilengkapi oleh sebuah air terjun setinggi 50 meter yang terbentuk tepat di atas kolam.

Air terjun ini tidak pernah kering, tetapi pada musim kemarau tetesan airnya sedikit berkurang. Tidak seperti hari-hari biasanya yang sangat deras. Namun hebatnya, jumlah air di kolam tetap konstan bahkan selama periode musim kemarau sekalipun.

Berlokasi sekitar 37 km di barat Austin, Texas, sejak tahun 1960-an Hamilton Pool telah menjadi tempat favorit bagi wisatawan dan penduduk setempat selama musim panas. Bermain air dan menikmati keindahan kolam sembari duduk di bawah hempasan air terjun. Sungguh menakjubkan!

Kolam yang juga dijadikan cagar alam tersebut dihuni oleh berbagai macam burung dan beberapa spesies tanaman langka termasuk canyon mock-orange, red bay dan chatter box orchid. Inikah yang dinamakan kolam surga?

5 Danau yang Aneh dan Unik

Air yang jernih mungkin sudah jadi panorama yang biasa. Tapi, 5 danau di berbagai belahan dunia ini, berhasil menghipnotis wisatawan dengan panorama aneh yang dimilikinya. Mulai dari yang bisa berubah warna, memiliki corak polkadot, sampai punya pulau-pulau yang bisa bergerak sendiri.

1. Danau kembar 16 di Kroasia


Mungkin Anda sudah pernah mendengar danau kembar tiga di Indonesia. Ternyata ada pula danau kembar 16 yang terkenal dengan nama Plitvice Lakes. Danau yang berada di Plitvice Lakes National Park ini pun terlihat aneh dengan bentuk yang saling berkaitan satu sama lain.

Seperti yang dilansir dari situs World Heritage Convention UNESCO, di lokasi ini ada 16 danau yang saling terkait antara Gunung Mala Kapela dan Gunung Pljesevica. Danau ini pun terbagi menjadi dua kelompok yaitu danau atas dan bawah. Posisinya pun berurutan mulai dari ketinggian 636 m sampai 502 m.

Uniknya, Plitvice Lakes juga dihiasi dengan puluhan air terjun, dan tebing-tebing batu di sekelilingnya pun menjadi pemisah yang mempertegas keelokannya. Selain itu panorama di danau ini semakin aneh dengan perubahan warna air danaunya.

Air di danau yang masuk dalam Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO ini, punya warna yang khas, mulai dari biru kehijauan sampai biru.

Di destinasi ini, wisatawan bisa melihat danau cantik dengan panorama unik yang berpadu dengan air terjun dan hutan. Wisatawan bisa menikmati seluruh keanehan danau ini dari dekat dengan melewati jembatan kayu yang ada di area Plitvice Lakes.


2. Danau Linow, danau yang bisa berubah warna di Sulawesi Utara


Kabupaten Tomohon, Sulawesi Utara punya danau dengan keindahan alam yang memukau. Satu yang membuat danau ini terlihat aneh adalah ketika airnya bisa berubah warna.

Warna air Danau Linow ini bisa berubah dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan danau ini mengandung kadar belerang yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, perubahan warna ini juga disebabkan oleh kadar cahaya matahari yang mengenai permukaan danau.

Oleh karena itu, tidak heran bila danau ini bisa menarik perhatian wisatawan. Mereka penasaran ingin melihat langsung perubahan warna yang terjadi pada Danau Linow. Sejauh mata memandang, danau ini bisa terlihat biru kemudian berubah menjadi hijau, atau menimbulkan gradasi warna yang sangat cantik.

Untuk bisa masuk ke kawasan Danau Linow, traveler harus membayar tiket seharga Rp 25.000. Bila Anda sudah masuk ke area danau, harus berhati-hati dengan kubangan lumpur panas yang ada di tepi danau!


3. Danau Milkshake Strawberry di Senegal


Kalau secara umum air danau berwarna biru jernih, beda dengan Danau Lac Rose Retba. Danau yang berada di utara Semenanjung Cap Vert, Kota Dakar, Senegal ini, memiliki air berwarna merah muda seperti milkshake strawberry.

Anehnya, tidak hanya berwarna pink ada kalanya danau ini berwarna ungu, kemudian menjadi ungu muda sampai merah muda. Seperti yang ditulis situs Amusing Planet, banyak wisatawan yang penasaran dengan danau seluas 3 km persegi ini. Ternyata, warna Danau Lac Rose Retba berasal dari mikroorganisme yang terkandung di dalamnya, merah.

Danau Lac Rose Retba menghasilkan warna paling cantik yaitu merah jambu saat musim kemarau. Saat itu, mikroorganisme di dalam danau menyerap, dan menggunakan cahaya Matahari untuk menghasilkan pigmen merah. Saat itulah Danau Lac Rose Retba berubah bagaikan kolam milkshake strawberry raksasa.

Keanehan danau ini tak berhenti di situ saja. Danau ini ternyata mirip laut mati yang ada di Yordania. Turis yang datang bisa berenang tanpa harus repot mengayuh kaki dan tangannya, karena Anda bisa langsung mengapung di atas permukaannya.

Memang benar, Danau Lac Rose Retba mengandung garam sekitar 40%. Kandungan ini satu setengah kali lebih tinggi dari garam yang ada di Laut Mati.


4. Danau polkadot di Kanada


Berada di Osoyoos, Kanada, danau polkadot yang bernama Kliluk ini pun berhasil menyita perhatian wisatawan. Bagaimana tidak, permukaan danau ini punya corak yang tak biasa, yaitu lingkaran-lingkaran seperti polkadot.

Lingkaran-lingkaran itu terbentuk karena adanya garam yang mengapung di permukaan. Garam-garam ini menumpuk dan membentuk suatu lingkaran, dengan air danau yang terlihat di bagian tengahnya. Tidak hanya satu, lingkaran garam ini pun hampir memenuhi seluruh permukaan danau.

Melihat keanehan Danau Kliluk, daerah ini pun mulai dipadati wisatawan yang penasaran. Selain itu, traveler yang datang ke danau ini juga punya tujuan untuk mengambil air danau untuk pengobatan kulit. Konon, kandungan mineral yang ada di Danau Kliluk bisa menyembuhkan berbagai penyakit.


5. Danau dengan pulau-pulau yang bergerak sendiri di India



Kalau Danau Toba di Sumatera Utara punya Pulau Samosir di tengahnya, Provinsi Manipur, India juga punya Danau Loktak dengan gugusan pulau mungil berbentuk cincin. Anehnya, pulau-pulau ini berubah bentuk sesuai musim dan bergerak ke berbagai arah tergantung hembusan angin.

Gugusan pulau mungil yang memenuhi dua per tiga danau ini disebut Phumdi oleh masyarakat India. Melansir situs CN Traveler, Phumdi di Danau Loktak adalah satu-satunya Taman Nasional terapung di dunia. Keberadaan Phumdi juga menguntungkan bagi upaya konservasi spesies rusa langka, warga lokal menyebutnya Sangai, yang hanya hidup di sekitar danau tersebut.

Meskipun bersifat nomaden dan bisa bergerak sendiri, bukan berarti Phumdi tak dihuni manusia. Phumdi terbesar yang bernama Khangpoks, dihuni sekitar 4.000 orang. Ada pondok-pondok mungil yang membuatnya mirip seperti pemukiman di Danau Titicaca, Peru

Excalibur : Dinding Panjat Tebing Tertinggi Di Dunia

Menjulang lebih dari 121 kaki (37 meter) di udara, Excalibur di Bjoeks Klimcentrum (Bjoeks Climb Center) di kota Groningen, Belanda, dianggap sebagai Dinding panjat tebing tertinggi di dunia. Yang membuat mendaki Excalibur menjadi tantangan, selain dari ketinggian monumental, adalah kurva ramping 36 kaki (11 meter) keluar dari dasar yang menciptakan overhang buatan sebagai salah satu pertemuan saat mendaki puncak nyata. Karena adanya kurva ini menjadi mungkin untuk memanjat menara dalam berbagai cara, masing-masing gaya panjat menjadi tantangan yang berbeda.

Pada Bjoeks Climb Center, ada sebuah array indoor climbing walls, termasuk satu dinding yang dirancang untuk pemula dan yang lain yang mempunyai sudut 45 derajat. Ada juga area yang berbatasan indoor-outdoor yang besar dengan 117 batu-batu
Bjoeks Climb Center dibangun pada tahun 1996 oleh Gert van deer Veen dan temannya yang juga mitra pendakian, Alco Pols.

sumber:http://www.danishe.com/2012/01/excalibur-dinding-panjat-tebing.html

Solusi Mengatasi Banjir dan Penurunan Permukaan Tanah (Bag. 6)

Oleh: Rachmat Mulyana, P 062030031, E-mail : rachmatm2003@yahoo.com
Abstrak
Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak terjadi dibeberapa kawasan perumahan. Hal tersebut menjadi rutinitas yang terjadi setiap tahun pada musim hujan dan musim kemarau, yang menyebabkan kerugian material antara Rp. 3 juta sampai dengan 6 juta per rumah dan berdampak menurunnya harga rumah secara dratis. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan sumur resapan air atau pembangunan pompa pengendali banjir.
Kata Kunci : Banjir, sumur resapan air
I. Pendahuluan
Saat ini cukup sulit rasanya menemukan kawasan perumahan, khususnya perumahan menengah ke bawah yang tidak hanya “berlabel bebas banjir” tapi benar-benar bebas dari banjir. Banjir yang semula musibah berubah menjadi hal yang biasa, karena kerapkali terjadi dan bahkan menjadi rutinitas yang terjadi setiap musim hujan pada suatu kawasan perumahan, seperti yang dialami beberapa kawasan perumahan di daerah Tangerang, Jakarta, dan Bekasi . Di Tangerang beberapa kawasan perumahan terendam air antara satu hingga tiga meter, Jakarta dan Bekasi banjir berkisar antara 20 cm sampai satu meter.
Penghuni kawasan perumahan yang dilanda banjir nampak pasrah menerima musibah ini, mereka kesulitan untuk pindah ke lokasi lain karena harga jual rumah turun drastis bahkan tidak ada yang berminat untuk membelinya, seperti di Perumahan Total Persada Tangerang harga rumah tipe 21 luas tanah 60 m2 yang telah direnovasi dengan biaya Rp. 25 juta akan dijual dengan harga yang sangat murah (Rp.10 juta) tidak ada yang berminat membelinya. Keadaan ini membuat mereka, banjir merupakan hal biasa dan mereka telah siap menerima kedatangannya setiap tahun.
Kawasan perumahan yang tergolong menengah ke bawah atau berlokasi dipinggiran kota, yang rata-rata masih menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih (tidak ada PDAM) biasanya tidak hanya dilanda banjir pada musim hujan tetapi juga dilanda kekeringan atau menurunnya permukaan air tanah dimusim kemarau.
Salah satu faktor yang menyebabkan banjir dan menurunnya permukaan air tanah di kawasan perumahan adalah proses alih fungsi lahan. Proses alih fungsi lahan dari lahan pertanian atau hutan ke perumahan akan dapat menimbullkan dampak negatif, apabila tidak diikuti oleh upaya-upaya menyeimbangkan kembali fungsi lingkungan. Disisi lain dipicu oleh pengembangan fisik bangunan rumah yang terlalu pesat ke arah horisontal yang menyebabkan tidak adanya lagi area terbuka sebagai resapan air, sehingga air yang meresap ke dalam tanah menjadi kecil dan memperbesar volume aliran air permukaan.
Solusi guna mengatasi banjir dan menurunnnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan dapat dilakukan dengan cara pencegahan sedini mungkin melalui perencanaan dari awal oleh pihak pengembang perumahan (kontraktor/developer) dengan mengalokasikan lahan untuk pembuatan konstruksi sumur resapan air atau pompa pengendali banjir.
Tulisan ini merupakan sintesa dari berbagai kejadian banjir yang melanda kawasan perumahan dan pengetahuan tentang konstruksi sumur resapan air yang dikumpulkan dari berbagai sumber dengan harapan dapat dijadikan bahan masukan bagi para pengembang perumahan dan Intansi yang terkait dalam mewujudkan kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan.
II. Faktor Penyebab Banjir dan Menurunnya Permukaan Air Tanah
Berbagai aktivitas manusia dan derap pembangunan yang berkembang pesat akan mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim hujan dan menurunnya permukaan air tanah.
Terjadinya banjir pada kawasan perumahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
  1. Pengembangan rumah yang melewati batas Garis Sempadan Bangunan (GSB).
  2. Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik
  3. Masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap pengelolaan sampah.
Pengembangan rumah merupakan suatu kebutuhan dari setiap penghuni kawasan perumahan sejalan penambahan jumlah anggota keluarga atau untuk kebutuhan lain. Proses pengembangan rumah-rumah pada suatu kawasan perumahan biasanya berkisar antara 5 sampai 15 tahun atau dapat lebih cepat tergantung dari lokasi perumahan dan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang dimiliki perumahan tersebut. Pengembangan rumah atau penambahan jumlah ruangan terjadi dihampir semua lokasi perumahan, rumah-rumah dikembangkan kearah horisontal dengan pertimbangan biaya konstruksi akan lebih murah jika dibandingkan dengan pengembangan kearah vertikal. Hal ini berakibat garis sempadan bangunan antara 3 – 4 m dari tepi jalan (Saragih, 1997) yang semula diperlukan untuk area resapan air dan penghijauan atau taman menjadi tidak ada atau berubah menjadi kedap air, sehingga pada waktu musim hujan volume aliran air permukaan menjadi besar dan volume air yang meresap ke dalam tanah menjadi sangat sedikit, yang mengakibatkan genangan-genangan air bahkan banjir dan berkurangnya persediaan air tanah pada lokasi perumahan.
Sistem drainase suatu kawasan perumahan biasanya direncanakan sesuai dengan jumlah volume air permukaan yang berasal dari rumah-rumah per-blok dengan kondisi rumah yang standar (rumah belum dikembangkan). Kondisi ini yang membuat dimensi saluran drainase tidak dapat menampung lagi volume air permukaan sejalan dengan pengembangan rumah-rumah, yang berakibat terjadinya genangan-genangan air bahkan banjir pada kawasan tersebut dan sekitarnya.
Pengelolaan sampah di kawasan perumahan biasanya dilakukan ada yang bekerjasama dengan dinas kebersihan Pemerintah Kota (Pemko) atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan ada yang dikelola secara swadaya masyarakat. Pengelolaan secara swadaya masyarakat sering menimbulkan masalah karena menyangkut kesadaran dan partisipasi dari masing-masing individu. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya merupakan penyebab awal terjadinya penyempitan saluran drainase tidak dapat berfungsinya saluran drainase secara optimal, yang berakibat meluapnya air dan berubah menjadi genangan-genangan bahkan banjir.
III. Solusi Mengatasi Banjir dan Menurunnya Permukaan Air Tanah
Banjir dan menurunnya permukaan air tanah yang melanda beberapa kawasan perumahan telah berlangsung cukup lama dan bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi setiap tahun. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun sumur resapan air pada setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan atau membangun pompa pengendali banjir.
3.1. Penerapan Konstruksi Sumur Resapan Air
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan : a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar, b) tidak memerlukan lahan yang luas, dan c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).
Gambar 1. Sumur Resapan Air Pada Pekarangan Rumah
(Sumber: PU Cipta Karya, 2003)
Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang (Pasaribu, 1999). Oleh karena itu pembuatan sumur resapan perlu digalakkan terutama pada setiap pembangunan rumah tinggal.
a. Bentuk Dan Ukuran Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)
Bentuk dan ukuran konstruksi SRA sesuai dengan SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil adalah berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman disesuaikan dengan tipe konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr tidak diplester, tebal ½ bata (Gambar 2).
Gambar 2. Konstruksi Sumur Resapan Air
Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai berikut :
  1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
  2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
  3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
  4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
  5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester
  6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
  7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
b. Desain Konstruksi Sumur Resapan Air
Sumur resapan air akan dapat berfungsi dengan baik, apabila didesain berdasarkan kondisi lingkungan dimana sumur tersebut akan dibuat. Desain sumur resapan air dalam hal ini meliputi bentuk, jenis konstruksi dan dimensi sumur resapan air. Menurut SNI No. 02-2453-1991Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi dan jumlah sumur resapan pada pekarangan, persyaratan teknik meliputi :
  1. Umum : dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi dan pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang, mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.
  2. Pemilihan lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan, permeabilitas yang diperkenankan 2 –12,5 cm/jam, jarak penempatan diperhitungkan dengan tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air bersih 2 meter.
  3. Jumlah : penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum, permeabilitas dan luas bidang tanah.
Dalam mendesain dimensi konstruksi sumur resapan air untuk kawasan perumahan terdapat tiga parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : permeabilitas tanah, curah hujan, dan luas atap rumah/permukaan kedap air (Dephut, 1994). Permeabilitas tanah dapat kita tentukan berdasarkan hasil pengukuran langsung di lokasi permukiman dengan Metode Auger Hole Terbalik. Data permeabilitas tanah ini diperlukan untuk menentukan volume sumur resapan air yang akan dibuat. Curah hujan diperlukan untuk menentukan dimensi sumur resapan air. Data curah hujan yang diperlukan selama 10 tahun pengamatan (diperoleh dari stasiun hujan terdekat). Pengukuran luas atap rumah didasarkan atas luas permukaan atap yang merupakan tempat curah hujan jatuh secara langsung diatasnya.
Sedangkan untuk mendesain bentuk dan jenis konstruksi sumur resapan air diperlukan parameter sifat-sifat fisik tanah yang meliputi Infiltrasi,tekstur tanah, struktur tanah, dan pori drainase (Mulyana, 1998).
c. Pembuatan Sumur Resapan Air
Setelah diperoleh desain konstruksi (dimensi, bentuk dan jenis) sumur resapan air sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan perumahan, selanjutnya dalam proses pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu: a) pembuatan secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan); dan b) pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih). Alternatif lain, SRA dibuat dalam bentuk danau untuk semua rumah pada suatu kawasan perumahan (seperti perumahan Bogor Lakeside), sehingga SRA berfungsi disamping untuk meresapkan air ke dalam tanah juga sebagai tempat rekreasi warga perumahan,.
SRA yang dibuat pada setiap rumah atau per-tipe rumah dapat dirancang dengan memperhatikan aspek luas perkarangan rumah dan nilai estetika, sehingga SRA dapat dibangun ke arah vertikal atau horisontal. Biaya pembuatan konstruksi SRA berkisar antara Rp. 75.000 hingga Rp.150.000,-.
3.2. Pembangunan Pompa Pengendali Banjir
Solusi alternatif lain khusus untuk menanggulangi banjir adalah dengan pembangunan pompa pengendali banjir. Pompa akan bekerja secara otomatis membuang air apabila ada rumah yang tergenang air. Pembangunan pompa pengendali banjir pada suatu kawasan perumahan biasanya ditempatkan pada seluruh penjuru perumahan. Satu bangunan pompa pengendali banjir memerlukan biaya sekitar Rp. 35,5 juta seperti yang dibangun secara swadaya oleh warga perumahan Tanah Mas Semarang, dengan biaya perawatan pompa yang dibebankan pada setiap KK antara Rp. 1.000 – Rp.1.500,- setiap bulannya.
IV. Penutup
Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Guna mengantisipasi terjadinya banjir dan menurunnya permukaan air tanah di kawasan perumahan, hendaknya pihak kontraktor atau developer perumahan merencanakan dari awal pembuatan konstruksi sumur resapan air atau mengalokasikan lahan untuk pembangunan pompa pengendali banjir.
  2. Penerapan sumur resapan air pada kawasan perumahan menjadi suatu keharusan yang perlu direalisasikan secara bersama-sama pada setiap rumah, sebagai suatu upaya memperkecil genangan-genangan air atau bahaya banjir dan mencegah menurunnya permukaaan air tanah serta dalam rangka mewujudkan perumahan yang berwawasan lingkungan.
Daftar Pustaka
Adhisthana. 2003. Banjir rob melanda perumahan di Semarang. http://adhisthana.tripod.com/artikel/semarang.txt
Anonim. 2003. Dijual Murah Pun Tak Ada yang Berminat Beli. Kompas, Jakarta. http://www.kompas.com//kompas-cetak/0302/14/metro/130038.htm
Dephut. 1994.Pedoman Penyusunan Rencana Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Air. Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta.
Dephut. 1995. Petunjuk Teknis Uji coba Pembuatan Percontohan Sumur Resapan Air. Departemen Kehutanan, Jakarta.
Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan SNI No.03-2459-1991. Departemen Kimpraswil, Jakarta. http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/sni-03-2459-1991.htm
Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan SNI No.02-2453-1991. Departemen Kimpraswil, Jakarta. http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/ sni-02-2453-1991.htm
Mulyana, Rachmat. 1998. Penentuan Tipe Konstruksi Sumur Resapan Air Berdasarkan Sifat-sifat Fisik Tanah dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Puncak. Tesis S2 IPB, Bogor.
Pasaribu, 1999.Sumur Resapan Air Mengurangi Genangan Banjir Dan Mengembalikan Persediaan Air. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.5 No.19 Th.V IKIP Medan, Medan.
PU Cipta Karya. 2003. Sumur Resapan Air. http://www.pu.go.id/publik/ ciptakarya/html/ind/resapan-htm.
Saragih, John F.B. 1997. Merenovasi Rumah Tipe 21 dan Tipe 36. PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Makalah Individu  Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pascasarjana / S3 Institut Pertanian Bogor,
November 2003. Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung jawab), Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto
Sumber: http://tumoutou.net/702_07134/rachmat_mulyana_files/image002.gif

Sumber :
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/

Mari Menyelamatkan Air Tanah di Pekarangan (Bag. 5)

Air adalah bisnis besar. Wakil Presiden Bank Dunia Ismael Serageldin pernah berujar, jika berbagai perang pada abad ini nyaris selalu disebabkan oleh minyak bumi si emas hitam, perang masa depan akan dipicu oleh emas biru alias air. Satu dekade sejak ucapannya itu, krisis air di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, semakin nyata. Sebab itu, menyelamatkan air bukanlah upaya yang mengada-ada, dan bisa dimulai sejak di pekarangan rumah kita sendiri.
Salah satu cara penyelamatan air secara sederhana adalah dengan membuat sumur-sumur resapan (peresap) air hujan. Selain itu juga upaya holistik lainnya, yaitu dengan pendekatan vegetatif melalui reboisasi, perluasan hutan kota, taman kota, pembuatan waduk kecil atau embung, hingga pengelolaan sistem DAS (daerah aliran sungai) terpadu.
Sebenarnya, dalam peraturan daerah seperti di DKI Jakarta telah ditetapkan bahwa pengajuan izin mendirikan bangunan (IMB) harus dilengkapi dengan pembuatan sumur resapan air. Namun, kenyataannya aturan itu tinggal torehan tinta di atas kertas.
“Tidak ada sistem audit maupun sanksi yang dijatuhkan bagi pelanggarnya. Tidak hanya rumah-rumah tinggal yang berpekarangan, namun juga hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Mereka seharusnya membuat sumur-sumur resapan air sebaik-baiknya,” ujar Dr Rosyid Hariyadi, MSc, ahli pengelolaan kualitas air (water quality management), yang juga peneliti pada Pusat Pengkajian Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Rosyid mengatakan, yang disebut sebagai sumur resapan adalah sumur gali yang berfungsi untuk menampung, meresapkan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan tanah, bangunan, juga atap rumah. Dengan adanya sumur resapan, air hujan bisa lebih efektif terserap ke dalam tanah.
Rosyid, yang juga mantan anggota tim teknis sumur resapan DKI Jakarta, menambahkan, cara tradisional dahulu yang kerap dilakukan masyarakat di pedesaan untuk melestarikan air adalah dengan membuat lubang-lubang di sekitar tanaman atau pepohonan.
Sejumlah negara menaruh perhatian besar terhadap konservasi air. Di Singapura, air tetesan pendingin udara (AC) pun tidak dibiarkan sia-sia, melainkan ditampung lalu dimanfaatkan. Sedangkan bangunan-bangunan bertingkat di Jepang sudah sejak lama membangun sumur-sumur resapan untuk melindungi konstruksi tiang pancang besi bajanya dari pengaruh air asin akibat intrusi air laut. Di Jakarta, gedung pusat Indosat, misalnya, sejak awal tahun 1990 telah memiliki pengolahan air limbah gedung yang cukup baik sehingga hasil olahannya dapat dimanfaatkan.
Sebenarnya, dengan membuat sumur resapan, Anda seperti menabung air tanah. Sejumlah kawasan di Jakarta saat ini warganya terpaksa membeli air bersih untuk sekadar minum, mandi, dan cuci-mencuci karena air tanah di tempat tinggal mereka sudah tidak layak pakai, bahkan kering.
Selain itu, manfaat sumur resapan ialah dapat menambah atau meninggikan permukaan air tanah dangkal (water table), menambah potensi air tanah, mengurangi genangan banjir, mengurangi amblesan tanah, serta mengurangi beban pencemaran air tanah.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil. Selain itu, sumur resapan juga dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan.
Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi empat, sesuai selera. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal rumah kita tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai. Air hujan yang jatuh di atap rumah sekalipun dapat dialirkan ke sumur resapan melalui talang.
Persyaratan teknis sumur resapan lainnya ialah kedalaman air tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. Sedangkan struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam, dengan tiga klasifikasi. Pertama, permeabilitas tanah sedang (geluh kelanauan) 2,0-3,6 cm/jam. Kedua, permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm/jam. Ketiga, permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam.
Spesifikasi sumur resapan tersebut meliputi penutup sumur, dinding sumur bagian atas dan bawah, pengisi sumur, dan saluran air hujan. Untuk penutup sumur dapat digunakan, misalnya, pelat beton bertulang tebal 10 sentimeter dicampur satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil. Dapat digunakan juga pelat beton tidak bertulang tebal 10 sentimeter dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak diberi beban di atasnya. Dapat digunakan juga ferocement setebal 10 sentimeter.
Sedangkan untuk dinding sumur bagian atas dan bawah dapat menggunakan buis beton. Dinding sumur bagian atas juga dapat hanya menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan diaci semen. Sementara pengisi sumur dapat menggunakan batu pecah ukuran 10-20 sentimeter, pecahan bata merah ukuran 5-10 sentimeter, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga. Untuk saluran air hujan, dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 milimeter, pipa beton berdiameter 200 milimeter, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 milimeter.
Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali berpengalaman dengan memerhatikan persyaratan teknis dan spesifikasi tersebut. Menurut Rosyid, saat ini tidak hanya kota-kota besar yang perlu membuat sumur resapan, tetapi juga kota-kota di sepanjang tepi pantai, bahkan kota-kota di pedalaman seperti Yogyakarta, Bogor, Bandung, dan Solo.
Rosyid mengingatkan, menyelamatkan air bagaimanapun bukanlah semata tugas negara atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab warga negara sendiri. Sebab, ketika air tanah kita kering dan air terpaksa harus dibeli, kita hanya akan memenuhi pundi-pundi perusahaan yang tanpa merasa bersalah memperdagangkan air. Sementara kita cuma bisa berkecut hati. (Kompas  – 6- 2005 – 07)

Sumber :
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/